Setelah beberapa kali diskusi dengan teman-teman. Ternyata ada yang terlupa dari beberapa tulisan saya mengenai beasiswa UNHAN ini yaitu contoh aplikasi yang pernah kami buat. Sebenarnya, baik essay/papper ini relatif kok, tidak semuanya sama dan bergantung pada pribadi kita masing-masing. Tentunya kalian juga telah belajar kan bagaimana cara membuat papper yang baik. Sudah banyak juga yang memberikan trik, tutorial ataupun pandangan tentang kepenulisan essay ini. Sehingga saya tidak akan memberikan hal yang sama baik itu trik, panduan maupun tutorial. Saya membuat tulisan (essay dan papper) untuk beberapa syarat untuk apply beasiswa memang mirip-mirip hehe. Pertama agar efisien, yang kedua efek dari kebingungan merangkai kalimat. Untuk dokumen surat rekomendasi yang pernah saya berikan adalah rekomendasi dari dekan fakultas dari kampus S1 saya. Mulanya saya memiliki surat rekomendasi dari kepala program studi, namun pada persyaratan beasiswa UNHAN ini diharuskan untuk menyertakan surat rekomendasi dari dekan sehingga saya mengajukan surat permohonan untuk dibuatkan surat rekomendasi sebagai persyaratan melamar beasiswa UNHAN seperti di bawah ini.
Setelah
ini, dokumen yang harus dilampirkan adalah papper yang menggunakan bahasa
inggris. Berhubung saya kurang mahir bahasa inggris, saya membuat essay/papper
ini dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai, barulah saya meminta bantuan
ketika itu kepada Mas Fadli yang baik hati dengan tulus membantu saya
menerjemahkan serta memoles papper saya ini. Berikut saya sertakan contoh
papper yang saya gunakan untuk apply beasiswa UNHAN
versi bahasa Indonesia
Versi Bahasa Inggris
Seperti yang saya jelasakan pada tulisan pengalaman melihat celah pendaftaran. saya juga apply untuk gelombang I dengan peogram studi Kemanan Energi, jadi sekalian saja barangkali butuh.
Tambahan dari tulisan ini adalah upaya menjelaskan sisi lain dari realita yang saya bayangkan. Tidak semua aplikan menyertakan surat rekomendasi dari atasan maupun dari dekan. Coba dibayangkan bagi mereka yang sedang memiliki pekerjaan baik negeri maupun swasta. Mereka tentu akan mencari seribu alasan yang kuat untuk memperoleh surat tersebut lantaran mereka harus meminta izin untuk cuti bahkan resign dari pekerjaan. Tentu mereka berpikir ulang untuk meminta surat tersebut. Alhasil, mereka akan melampirkan surat rekomendasi ketika mereka dinyatakan diterima atau lolos final. Jadi jangan kaget apabila nanti banyak bapak ibu ataupun teman yang baru melampirkan surat rekomendasi ini di akhir ketika mereka registrasi. Kita juga harus menerima kenyataan bahwa papper ini adalah sebagai syarat yang akan digunakan ketika kita berada di akhir tahap seleksi atau tahap wawancara. Jadi apabila kalian tidak sampai lolos pada tahap wawancara ini, papper yang sudah kalian siapkan akan sia-sia. Sisi lain yang pernah saya jumpai adalah beberapa dari aplikan adalah anggota militer atau PNS yang super sibuk. Sehingga untuk membuat persyaratan inipun hanyalah sebuah persyaratan. Maksud saya, apabila kalian merasa tes TOEFL dan TPA serta dalam Psikotes kalian lolos, tentu pertimbangan papper dan surat rekomendasi hanyalah sebuah persyaratan yang dapat dipenuhi sebelum kalian melaksanakan tahap wawancaara. Tulisan ini mungkin menyesatkan, haha.. namun, kenyataannya yang pernah saya jumpai demikian. Bagi kalian yang freshgraduate, persaingan kalian sangatlah ketat apalagi untuk program studi Managemen Bencana, Diplomasi Pertahanan, Damai dan Resolusi Konflik dan Managemen Pertahanan. Program studi tersebut selain memiliki akreditasi yang baik yaitu A. Program studi tersebut kebanyakan adalah Program yang umum dan berlaku ketika kalian lulus dari kampus. Berbeda dengan Misalnya Teknologi Daya Gerak. Tentunya ketika kita lulus dari kampus, beberapa instransi belum ada yang menyediakan formasi yang memiliki latar belakang studi tersebut.
Seperti yang saya jelasakan pada tulisan pengalaman melihat celah pendaftaran. saya juga apply untuk gelombang I dengan peogram studi Kemanan Energi, jadi sekalian saja barangkali butuh.
Tambahan dari tulisan ini adalah upaya menjelaskan sisi lain dari realita yang saya bayangkan. Tidak semua aplikan menyertakan surat rekomendasi dari atasan maupun dari dekan. Coba dibayangkan bagi mereka yang sedang memiliki pekerjaan baik negeri maupun swasta. Mereka tentu akan mencari seribu alasan yang kuat untuk memperoleh surat tersebut lantaran mereka harus meminta izin untuk cuti bahkan resign dari pekerjaan. Tentu mereka berpikir ulang untuk meminta surat tersebut. Alhasil, mereka akan melampirkan surat rekomendasi ketika mereka dinyatakan diterima atau lolos final. Jadi jangan kaget apabila nanti banyak bapak ibu ataupun teman yang baru melampirkan surat rekomendasi ini di akhir ketika mereka registrasi. Kita juga harus menerima kenyataan bahwa papper ini adalah sebagai syarat yang akan digunakan ketika kita berada di akhir tahap seleksi atau tahap wawancara. Jadi apabila kalian tidak sampai lolos pada tahap wawancara ini, papper yang sudah kalian siapkan akan sia-sia. Sisi lain yang pernah saya jumpai adalah beberapa dari aplikan adalah anggota militer atau PNS yang super sibuk. Sehingga untuk membuat persyaratan inipun hanyalah sebuah persyaratan. Maksud saya, apabila kalian merasa tes TOEFL dan TPA serta dalam Psikotes kalian lolos, tentu pertimbangan papper dan surat rekomendasi hanyalah sebuah persyaratan yang dapat dipenuhi sebelum kalian melaksanakan tahap wawancaara. Tulisan ini mungkin menyesatkan, haha.. namun, kenyataannya yang pernah saya jumpai demikian. Bagi kalian yang freshgraduate, persaingan kalian sangatlah ketat apalagi untuk program studi Managemen Bencana, Diplomasi Pertahanan, Damai dan Resolusi Konflik dan Managemen Pertahanan. Program studi tersebut selain memiliki akreditasi yang baik yaitu A. Program studi tersebut kebanyakan adalah Program yang umum dan berlaku ketika kalian lulus dari kampus. Berbeda dengan Misalnya Teknologi Daya Gerak. Tentunya ketika kita lulus dari kampus, beberapa instransi belum ada yang menyediakan formasi yang memiliki latar belakang studi tersebut.
Saya
ingatkan kembali, tulisan ini hanya pendapat sepihak dari penulis dan sama
sekali tidak untuk mempengaruhi minat para pemburu beasiswa serta tulisan ini
bukan sebagai tindakan profokasi. Sehingga, semua persepsi yang saya tuliskan
saya kembalikan lagi kepada pembaca. Mari berpikir cerdas untuk ikut andil
dalam memperbaiki negeri Indonesia Tercinta.
Terima Kasih.