Kajian Matrik SWOT di PT.Krakatau Steel


Berikut adalah hasil kajian mandiri dari mahasiswa industri pertahanan tahun 2017
Matrik SWOT PT.Krakatau Steel

Strength
Weekness
-       PT. Krakatau Steel sudah memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan baja untuk keperluan industri pertahanan nasional sesuai dengan standarisasi yang dibutuhkan.
-       Pabrik baja terbesar di Asia Tenggara, sehingga diharapkan mampu menguasai pasar di wilayah regional.
-       Memiliki fasilitas produksi baja terpadu.
-    Kemampuan produksi yang terus menerus turun dibanding dengan peningkatan kebutuhan konsumsi baja.
-    Bahan baku pembuatan baja masih banyak yang impor sehingga harga tidak kompetitif.
-    Harga investasi pengembangan pabrik baja serta pengolahannya yang mahal.
-    Masih kekurangan SDM yang terampil dan ahli dalam hal rekayasa teknologi pengolahan baja.

Opportunity
Threat
-       Meningkatnya kebutuhan baja nasional.
-       Meningkatnya kebutuhan baja global.
-       Indonesia memiliki SDA yang  banyak mengandung baku yang digunakan dalam pengolahan industri baja adalah yaitu berupa pasir besi (iron sand) dan bijih besi (iron ore).
-    Serbuan surplus produksi baja impor
-    Murahnya harga baja impor.
-    Politik perdagangan (dumping) dari negara-negara produsen baja lain.

Strategi yang perlu dibuat untuk permasalahan kemandirian dan daya saing PT. Krakatau Steel :

-       Menjaga loyalitas dari user atau konsumen.
Caranya dengan memantau indikator keberhasilan dan mengadakan survey kepuasan pelanggan secara berkala. Memenuhi on time delivery disertai dengan kualitas yang sesuai permintaan, Membentuk jaringan distributor dan mengembangkan tawaran yang unggul, harus meyakinkan end users tentang keunggulan produk baja yang dihasilkan

-       Meningkatkan kekuatan tawar terhadap pemasok bahan.
Supply bahan baku (strategic resources) dalam industri pengolahan baja (termasuk PT. Krakatau Steel) di Indonesia masih kurang. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah dengan melakukan impor. Alasan harus mengimpor dari suppliers luar negeri, antara lain: (1) jenis baja yang diimpor masih belum dapat diproduksi oleh industri baja domestik; (2) harga baja impor lebih kompetitif dari pada baja dalam negeri; (3) ketepatan waktu (delivery time) masih belum memenuhi keinginan konsumen dalam negeri; dan (4) biasanya jika ada proyek yang pendanaannya dari luar negeri, maka bahan bakunya harus didatangkan dari negara yang memberikan dana. Beberapa strategi yang dapat diterapkan perusahaan, antara lain:
Memperluas jaringan pemasok (many suppliers). Hal ini bertujuan untuk menghindari ketergantungan pada satu supplier saja sehingga dapat men-supply kebutuhan bahan baku dalam jangka panjang. Selain itu, strategi many suppliers juga dilakukan untuk menghindari risiko jika supplier tersebut mengalami kehabisan persediaan (stockout).
Memaintain hubungan dan mengevaluasi vendor. Evaluasi dapat terdiri dari beberapa indikator, misalnya kuantitas dan kualitas bahan baku, harga, dan ketepatan pengiriman (termasuk ketepatan pembayaran ke suppliers). Jika bahan baku tidak memenuhi standar, maka akan dikembalikan kepada suppliers, dengan cara ini suppliers secara tidak langsung dipaksa menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis.


-       Menerapkan inovasi baru dalam menghadapi persaingan dengan pemain bisnis lainnya.
PT.Krakatau Steel bukan satu-satunya pemain baja di tanah air, termasuk juga adanya perusahaan baja asing. Selain meningkatkan harga yang kompetitif PT. Krakatau Steel juga perlu mengembangkan diferensiasi bisnis dengan cara menjual produk non-baja dan jasa (penjualan jasa listrik, air, lahan industri, engineering, sistem informasi, jasa medis, jasa pelabuhan dan jasa industrial estate / perhotelan) melalui lini bisnis PT. Krakatau Steel lainnya, hal tersebut bertujuan menjaga kinerja operasi apabila terdapat penurunan penjualan produk baja. Kualitas dan keunikan menjadi dua hal yang dibutuhkan untuk tetap survive dalam industri, dengan meningkatnya persaingan seharusnya tingkat inovasi juga semakin tinggi sehingga tercipta diferensiasi produk. Pada lingkup domestik, PT. Krakatau Steel telah berhasil menerapkan strategi diferensiasi karena tidak memiliki pesaing, terutama dalam komoditas hot rolled coil dan cold rolled coil.
Meski demikian tetap harus fokus pada lini bisnis utama. Diantara semua komoditas yang diproduksi, hot rolled products merupakan komoditas yang paling efisien jika dilihat dari volume produksi, penjualan, maupun tingkat persediaan atau stok. Bahkan, komoditas hot rolled products yang diproduksi di Indonesia termasuk ke dalam sepuluh besar produsen utama di Asia. Jadi, PT. Krakatau Steel akan lebih optimal jika terus fokus mengembangkan baja lembaran panas dengan melakukan diversifikasi produk --> memperbanyak jenis aplikasi produk yang mampu dihasilkan dengan pengembangan teknologi.
Kemudian untuk memiliki daya saing yang berkesinambungan, tidak akan pernah tercapai jika hanya mengandalkan pasar domestik. Sehingga, PT. Krakatau Steel perlu lebih memanfaatkan peluang untuk meningkatkan ekspor. --> Ekspor perlu diperluas ke daereah non-tradisional yang potensial (negara CIS dan Amerika Selatan), tidak hanya ke negara tradisional saja (Singapura, Amerika Serikat, dan Iran).

Oleh : Ferry Valdano Akbar M.Han