LESSON LEARN PERANG NAPOLEON

Oleh : Setiadi Arianto

            Perang Napoleon diawali dari revolusi Perancis terhadap koalisi pertama (Austria, Kerajaan Sardinia, Kerajaan Napoli, Prusia, Spanyol, dan Kerajaan Britania Raya), revolusi Perancis mengancam kerajaan yang ada di benua Eropa dan ditangkapnya raja Louis XVI pada tahun 1792 kemudian di hukum mati di bulan Januari tahun 1793. Napoleon memenangkan perang dengan koalisi pertama, dan hanya menyisakan Kerjaan Britania yang masih bertahan untuk melakukan perlawanan sampai tahun 1797. Keberhasilan perang tersebut didukung dengan adanya undang-undang Perancis yang memaksa untuk wajib militer kepada setiap warganya (levée en masse). Perang berakhir ketika Austria dituntut untuk menerima syarat dari perjanjian Campo Formio.
            Pada tahun 1798 koalisi kedua dibentuk dengan anggota antara lain: Austria, Britania Raya, Kerajaan Napoli, Kesultanan Utsmaniyah, Negara Kepausan, Portugal, dan Rusia, ketika Napoleon Bonaparte sedang menyerang mesir. Napoleon kemudian kembali ke Perancis pada tanggal 23 Agustus 1799 langsung mengambil alih pemerintahan pada tanggal 9 November 1799 dalam sebuah kudeta bernama 18 Brumaire. Napoleon membentuk pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di Rhine dan Italia. Pada semua pertempuran Perancis selalu unggul namun hanya kerjaan Britania Raya yang belum dapat ditaklukan karena memiliki pasukan laut yang sangat kuta pada waktu tersebut. Napoleon menyadari bahwa tanpa kemenangan melawan Inggris atau perjanjian damai dengan mereka, maka Perancis tidak bisa menguasai benua Eropa. Berikut rangkaian perang Napoleon;

1.    Perang Inggris dan Perancis, 1803–1814
Inggris menjalankan perang-perang kecil melawan Perancis, dengan menggunakan basis kekuatan lautnya. Selain pertempuran laut Inggris juga memobilisasi tentaranya untuk melakukan pertempuran darat hal ini dapat dilihat saat tentara Inggris membantu untuk pemberontakan Spanyol terhadap Perancis dalam perang Peninsular pada tahun 1808-1814. Dibantu dengan pasukan gerliyawan yang sangat aktif. Dan puncaknya Puncaknya pada tahun 1815, tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada pertempuran Waterloo.
      Walaupun Sebenarnya perjanjian damai (Treaty of Amiens) antara Inggris dan Perancis telah disepakati pada tanggal 25 Maret 1802, namun keduanya tidak pernah mematuhi perjanjian tersebut.  Napoleon dinobatkan menjadi Kaisar Perancis pada tanggal 18 Mei 1804 dan pada tanggal 2 Desember menyatakan bahwa dirinya adalah penguasa Notre-Dame. Napoleon menempatkan 180.000 tentara untuk menginvansi Inggris yang di tempatkan di kota Boulogne. Napoleon sangat menyadari tanpa angkatan laut yang kuat tidak akan menaklukan Inggris. Maka Napoleon menyusun rencana untuk menyerang dari India Barat, namun penyerang tersebut gagal dikarenakan angkatan laut Inggris berhasil menghancurkan armada ini pada pertempuran Trafalgar tanggal 21 Oktober.

2.    Koalisi ketiga, 1805
Inggris dan Rusia menandatangani kesepakatan pada bulan April 1805 dengan tujuan mengusir Perancis dari Belanda dan Swiss. Austria ikut dalam aliansi ini setelah daerah Genoa dikuasai oleh Napoleon. Pada tanggal 17 Maret 1805. Napoleon bertempur dengan tentara gabungan Austria dan Rusia yang berada Moravia, Austerlitz. Pertempuran tersebut merupakan kemenangan terbesar yang pernah dilalui oleh Napoleon. Austria-Rusia mengalami kerugian dengan korban militer 25 ribu jiwa. Pada tanggal 26 Desember 1805 dan keluar dari koalisi melalui kesepakatan Pressburg. Melalui perjanjian tersebut daerah Italia dan Tyrol sampai dengan Bayern diserahkan kepada Kekaisaran Perancis.

3.    Koalisi keempat, 1806–1807
Koalisi keempat setelah koalisi ketiga runtuh, koalisi keempat terdiri dari Prusia, Rusia, Saxon, Swedia, dan Inggris. Napoleon menyatukan negara-negara kecil yang ada di Jerman dalam konfederasi Rhein. Akibatnya Kaisar Franz II dari Austria menyatakan Kekaisaran Romawi Suci telah bubar. Friedrich Wilhelm III dari Prusia dengan berani menyatakan perang secara terpisah melawan Perancis dan negara-negara koalisi. Pada tanggal 14 Oktober 1806 Napoleon mengalahkan tentara Prusia di Jena. Tentara Napoleon berhasil menyita 4 ribu artileri, serta lebih dari 100 ribu musket di Berlin. Napoleon berhasil memenangkan perang dengan waktu 19 hari dan akhirnya menduduki berlin. Rusia setelah peperang tersebut terdesak dan dipaksa keluar dari Polandia oleh tentara Perancis dengan mendirikan suatu negara baru yaitu Kadipaten Warsawa.
4.    Koalisi kelima, 1809
Perlawanan yang dilakukan oleh Britania Raya dan Austria terhadap Perancis lewat serangan darat. Perlawanan tersebut sering disebut dengan koalisi kelima. Sedangkan pertempuran laut dilakukan oleh Inggris dengan sekutu Napoleon dan meraih kemenangan untuk Inggris dengan melawan Denmark di Pertempuran Kopenhagen (2 September 1807). Koalisi kelima melancarkan ekspedisi Walcheren pada tahun 1809 untuk tujuan memperluas wilayah. Tentara Inggris dengan angkatan lautnya membantu tentara Austria yang terdesak dari tekanan Perancis. Namun serangan tersebut gagal setelah setelah tentara yang dikomandani oleh John Pitt tidak dapat mencapai pangkalan angkatan laut Perancis di Antwerpen.
Selama masa koalisi Inggris melakukan pergerakan militer dengan taktik serang dan lari, angkatan laut mendominasi laut dan sukses menghancurkan dan memblokade pangkalan-pangkalan milik Perancis. Serangan tersebut mirip dengan serangan gerilyawan dengan menghancurkan kapal-kapal Perancis, mengganggu jalur pengiriman bantuan dan jalur komunikasi disekitar pantai. Perang tersebut berimbas pada perang ekonomi yang dilakukan oleh Perancis dalam menghadapi blokade laut pada setiap wilayah Perancis. Perang tersebut berakhir pada tanggal 14 Oktober 1809 dengan kesepakatan Schönbrunn.

5.    Invasi ke Rusia, 1812
Pada tahun 1812 dengan memaksa kaisar Alexander I agar tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkan oleh Perancis dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia, maka pasukan dengan 650 ribu orang datang untuk menginvasi Rusia. Napoleon berhasil memasuki jantung kota Moskwa pada tanggal 14 September 1812, namun kota sudah dalam keadaan hangus. Hal tersebut dilakukan atas perintah gubernur Pangeran Fyodor Vasilievich Rostopchin. Napoleon menarik seluruh pasukan dari kota Moskwa dikarenakam musim dingin yang ekstrim, melihat kesempatan yang ada tentara membalas menyerang dan menghasilkan korban 380 ribu orang Perancis selain karena perang banyak yang mati karena kelaparan dan kedinginan. Napoleon dengan sisa tentara yang ada kembali ke Perancis dan menyiapkan pertahanan di Polandia.



6.    Koalisi keenam, 1812-1814
Setelah Napoleon menderita kekalahan saat menyerang Rusia, maka Rusia, Swedia, Austria, dan beberapa negara kecil di Jerman membuat koalisi keenam. Dengan cepat Napoleon membentuk pasukan untuk menyerang kembali, pada tanggal 2 Mei 1813 terjadi pertempuran di Lützen dan pada tanggal 20-21 Mei 1813 di Bautzen mengakibatkan korban sekitar 40 ribu jiwa dipihak koalisi. Sementara pertempuran yang terjadi di semenanjung Eropa tepatnya di kota Vitoria pada tanggal 21 Juni 1813 Perancis mengalami kekalahan dan memaksa mereka mundur.
Dalam beberapa dekade kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata selama 3 bulan, selama masa itu masing-masing belah pihak berusa bangkit dan pulih. Pihak koalisi mempengaruhi Austria untuk bergabung dan kembali menyerang Perancis. Negara-negara yang bergabung dalam konfederasi Rhine, terutama Saxon dan Bayern adalah penyumbang tentara terbesar untuk Napoleon. Setelah masa genjatan senjata selesai Napoleon kembali menyerang, pada pertempuran Leipzig di Saxon pada tanggal 16-19 Oktober 1813 pihak koalisi meraih kemenangan dan memaksa tentara perancis mundur dari negaranya. Pasukan koalisi masuk ke kota paris pada tanggal 30 Maret 1814, Napoleon masih dapat memenangkan pertempuran namun dengan jumlah tentara yang tidak seimbang akhirnya diadakan perjanjian Chaumont agar koalisi tetap bertahan sampai Napoleon dapat dikalahkan. Pihak koalisi memutuskan untuk mengasingkan Napoleon ke pulau Elba, dan kemudian mengembalikan Perancis setelah mengangkat Louis XVIII sebagai raja.

7.    Perang Denmark-Inggris, 1807-1814
Selama era peperangan yang dilakukan oleh Napoleon Denmark hanya sebagai negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan Perancis dan bersifat netral, tetapi Inggris tidak menerima alasan tersebut dan terus menyerang armada laut milik Denmark. Pada tanggal 2 April 1801 terjadi pertempuran Kopenhagen dengan taktik gerilya Denmark menyerang Inggris. Peperang tersebut dimenangkan oleh Inggris pada pertempuran Lyngor pada tahun 1812.

8.    Koalisi ketujuh, 1815
Pada tahun 1815 Napoleon kembali ke Perancis setelah melarikan diri dari pulau Elba dan membentuk pasukan kembali. Kemudian melakukan perjalanan ke Perancis dan menggulingkan raja Louis XVIII. Koalisi ketujuh (Britania Raya, Rusia, Prusia,Swedia, Austria, dan Belanda serta Jerman) membentuk pasukan koalisis sebesar 700 ribu tentara, sedangkan Napoleon berhasil mengumpulkan pasukan 280 ribu orang. Napoleon melakukan serangan tiba-tiba ke Belgia. Serangan kejutan berhasil sukses, dan memaksa Prusia bertempur di Ligny  dan berhasil mengalahkan mereka sehingga mundur dalam keadaan kacau.
Setelah mundurnya Prusia, Napoleon membawa pasukan cadangan untuk menahan pasukan Prusia. Pasukan Prusia terdesak dan menuju Waterloo, di Waterloo Prusia menyerang balik pasukan Napoleon dan Napoleon gagal melakukan pemecahan kekuatan koalisi. Setelah mengalami kegagalan, Napoleon berharap  mendapat dukungan dari rakyat Perancis untuk ikut bergabung dalam barisan. Namun hal itu diluar dugaan rakyat menolak dan meminta Napoleon untuk turun tahta. Napoleon menyerahkan dirinya ke skuadron Inggris di Rochefort yang selanjutnya membuangnya kembali ke pulau Saint Helena, tempat dia akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 Mei 1821.

Lesson Learn Perang Napoleon
Perang Napoleon yang telah dijelaskan diatas merupakan satu rangkaian perang yang panjang yang dilakukan oleh satu pimpinan yang berpengaruh pada masa itu. Strategi dan taktik perang yang dilakukan dapat diambil hikmah dan pembelajaran untuk pertahanan negara dari ancaman yang datang. Beberapa lesson learn yang dapat diambil dari sejarah tersebut antara lain:
a.    Penguasaan teknologi; kemajuan teknologi persenjataan sangat mempengaruhi kemenangan dalam perang, penguasaan teknologi senjata memiliki pengaruh yang cukup besar, senjata yang modern dapat membantu tentara dalam melaksanakan tugasnya.
b.    Pengelolaan SDM; Sumber daya manusia merupakan poin penting dalam melakukan suatu pertempuran. Kesiapan fisik dan mental tentara dapat mempengaruhi kemenangan dalam pertempuran. Napoleon adalah sang orator ulung yang dapat membangkitkan semangat perjuangan para tentara. Pelatihan perlu terus ditingkatkan kepada TNI untuk meningkatkan skill dan keahlian dalam pertahanan negara.
c.    Doktrin Ideologi; Doktrin yang kuat dalam dalam peperangan Napoleon dapat diambil kesimpulan bahwa sikap bela negara dapat menjadi penentu pertahanan dan kemenangan dalam pertempuran. Napoleon mengharuskan rakyatnya untuk wajib militer yang mana dengan perang total atau yang lebih umum adalah perang semesta.
d.    Diplomasi; Diplomasi adalah jalan tengah yang dilakukan dalam suatu proses untuk mencapai perdamaian, taktik yang dilakukan oleh Napoleon dalam penjelasan diatas merupakan diplomasi yang cukup baik, hanya saja Napoleon masih punya ambisi tinggi untuk menguasai benua Eropa yang menyebabkan kekalahan bagi Napoleon.
e.    Kerjasama Pertahanan; Kerjasama yang dilakukan Napoleon dengan Denmark adalah kerjasama yang memberikan manfaat untuk pertahanan negara dalam hal mencukupi semua kebutuhan perang, maka dapat diambil pelajaran bahwa setiap pertahanan negara masih membutuhkan kerjasama dengan negara lain untuk dapat menyuplai baik bahan baku maupun teknologi sehingga menghasilkan pertahanan negara yang kuat.
f.     Peningkatan pertahanan dari segala matra; negara Inggris memiliki pertahanan laut yang sangat kuat sehingga tidak dapat ditembus oleh armada laut Napoleon. Indonesia sebagai negara maritim perlu meningkatkan pertahanan laut dengan menambah personil dan kapal perang. Namun selain matra laut juga perlu adanya sinergitas dari ketiga matra yang ada sehingga pertahanan negara menjadi kuat.

Strategi yang digunakan dalam Perang Napoleon
Strategi yang digunakan dalam perang Napoleon adalah doktrin perang total yang menyebabkan pertahanan dan kekuatan yang dimiliki Napoleon menjadi sangat kuat, doktrin wajib militer menyebabkan napoleon memiliki tentara yang besar. Napoleon yang mudah mempengaruhi dengan gaya oratornya dengan mudah menarik simpati rakyat untuk bergabung. Strategi lain yang dilakukan adalah dengan menggabungkan negara-negara kecil melalui suatu kesepakatan dengan Napoleon sebagai pusat kendali. Strategi bertahan Napoleon merupakan strategi yang digunakan untuk mengumpulkan koalisi dan membentuk pasukan kembali, serta mempertahankan wilayah invansi yang telah diduduki.

 Selain strategi perang yang digunakan, taktik diplomasi yang ditawarkan kepada pihak lawan menjadi kekuatan pertahanan Napoleon merupakan hal cukup cerdas. Napoleon sengaja mengulur waktu untuk mencari dukungan dan koalisi serta mempelajari kelemahan yang ada pada pihak lawan. Sehingga dengan pasukan yang jumlahnya sedikit dapat memenangkan pertempuran. Namun Napoleon tidak bisa membaca taktik gerilya yang dilakukan oleh pihak koalisi sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar.